Monday, December 9, 2013

Ada Batu Tembus Cahaya di Gua Baru di Gunungkidul

GUNUNGKIDUL - Tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) meminta kepada pihak terkait agar penggunaan alat berat dalam perluasan lahan parkir di kompleks wisata Gua Pindul di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, DIY, dihentikan.

Ada Batu Tembus Cahaya di Gua Baru di Gunungkidul
Pagi tadi, tiga peneliti dari Jurusan Geografi UGM yang dipimpin oleh Eko Haryono, melakukan penelusuran gua yang baru ditemukan pada Kamis, 5 Desember 2013 itu.

Mereka masuk ke dalam gua selama 45 menit dan menemukan beberapa batuan yang patah. Diduga batu-batu tersebut patah akibat getaran alat berat eskavator.

“Saya harap dihentikan dahulu. Pasalnya, untuk yang di ujung (di dalam gua) ada yang rusak. Ada beberapa yang patah yang baru,” kata Eko, Senin (9/12/2013).

Berdasarkan penelitian sementara, kata dia, diduga gua tersebut terbentuk dari aliran air sungai bawah tanah, sebelum sumber mata air pindah ke sumber Banyu Moto yang sekarang berada pintu keluar kompleks wisata Gua Pindul.

“Terjadi pengangkatan lembah sehingga membentuk aliran sungai baru,” imbuhnya.

Setelah lama tidak dialiri air, lanjut dia, material yang ada di dalam gua berubah menjadi batuan kalsit. Sementara dari dinding gua, terus tumbuh stalaktit.

“Bantuan kalsit ini memantulkan cahaya. Sementara yang ada di bawah bisa tembus cahaya. Batuan kalsit ini mempu memantulkan cahaya,” jelasnya.

Eko mengatakan, penelusuran gua baru ini memang tergolong masih sulit karena 30 meter dari pintu masuk sudah pengap. Namun demikian ketika masuk di kedalaman 60 sampai 70 meter sudah mulai ada udara. “Kemungkinan ada tembusannya karena semakin ke dalam malah tidak pengap,” ucapnya.

Rencananya, besok tim dari UGM akan melakukan pemetaan gua.

Sementara itu, ketua RT setempat, Aris Wanto, mengatakan, warganya terus membersihkan tanah yang menempel di batuan kalsit. Warga sering menyebutnya dengan batu berlian.

“Yang atas (stalaktit) jika kena cahaya memantulkan mirip berlian, sementara yang bawah (stalakmit) jika diberi cahaya tembus,” ucapnya.

Ia berharap, bila rekomendasi dari tim ahli sudah keluar, tempat tersebut bisa menjadi lokasi wisata baru.

Sumber : OkeZone.com

0 komentar

Post a Comment

Berkomentarlah yang sopan dan sesuai dengan artikel di atas.

Terima Kasih